• Kisah Sukses Sugimun


    Mungkin anda pernah menjumpai orang ini di berbagai media cetak maupun elektronik. Siapakah dia ? Dia adalah sugimun, seseorang yang memiliki keterbatasan fisik. Namun dari keterbatasannya itulah kini beliau meraih kesuksesannya.
    Berikut ini kisah suksesnya.

    Sugimun lahir di Magetan, pada tahun 1970. Ia berasal dari keluarga miskin, bahkan hanya untuk sebuah pendidikan taman kanak-kanak saja beliau tidak pernah merasakannya. Singkat cerita beliau pernah mengikuti program penyantunan dan rehabilitasi sosial dan penyandang cacat di panti sosial bina daksa "suryatama" di kota bangil yang diadakan oleh dinas sosial. Ketika itu aparat desa mengunjungi rumahnya dan pada saat itu umur Sugimun 19 tahun. Ternyata didalam pelatihan banyak penyandang cacat yang memiliki pendidikan akademik yang lebih baik dibanding dirinya, hal ini sempat membuatnya minder karena dibandingkan dengan teman-temannya hanya dirinya yang belum pernah mengenyam pendidikan. Bahkan disaat itu baca tulis saja ia belum bisa.

    Ide berbisnis


    Di pelatihan suryatama dirinya mengikuti bimbingan mental, fisik, kejar paket A dan keterampilan elektronik. Lama ia belajar di suryatama adalah 2 tahun, setelah itu ia pulang ke kampung halaman. Akan tetapi sangat disayangkan di kampung halamannya tak ada pekerjaan, akhirnya ia mencoba melamar ke usaha servis elektronik yang ada. Namun sayangnya setiap melamar selalu ditolak, bahkan dianggap sebagai pengemis

    Namun seiring dengan berjalannya waktu Sugimun mendapatkan pekerjaan setelah teman dari kediri menerimanya sebagai karyawan. Namun itupun tak lama (tak sampai satu tahun), karena ia keluar dan pulang kampung.
    Mencoba peruntungan di kampung halamannya dengan melamar kerja, Sugimun selalu ditolak dan dari situ muncul sebuah keberanian "Bahwa saya harus membuka lapangan pekerjaan untuk bisa bekerja," tukasnya.

    Kiosnya


    Bermodalkan restu ibu dan uang Rp. 15.000 dari hasil menjual perhiasan orang tua. Sugimun mulai menjalankan usahanya, dengan uang yang ada ditangannya itu ia menyewa sebuah lapak emperan di pasar sayur magetan. Di tempat yang kecil itulah usaha servis dan jualan isi korek api, ia jajakan kepada para pembeli.
    Dengan penuh ketelatenan dan kesungguhan, sugimun meraih kepercayaan dari para pelanggan. Setiap ada sesuatu kerusakan ia jelaskan sedetail-detailnya kepada para pelanggan dan ia juga menepati janji mengenai waktu penyelesaian pekerjaan.
    Perjuangan berat yang harus ia tempuh dari rumah ke tempat usaha, yang berjarak satu kilometer, naik turun angkutan umum akhirnya terbayarkan. Karena kiosnya semakin hari semakin ramai dikunjungi oleh pelanggan.
    Dan dari ramainya kios ini dirinya sanggup melengkapi kios dengan barang-barang elektronik dan onderdilnya. Karena semakin hari makin ramai, ia memberanikan diri membeli sebuah toko, yang sekarang sudah menjadi tiga unit toko.

    Membeli mobil


    Pernah suatu hari ia pergi ke solo untuk membeli mobil. Namun ketika hendak masuk ke showroom seorang karyawan menghampirinya dan mengulurkan uang receh kepadanya.
    "Oh, saya bukan pengemis, mas. Saya cari mobil." Tukasnya. Waktu itu sang sopir sudah masuk duluan, mungkin karena melihat dirinya memakai kursi roda sang karyawan mengira bahwa dirinya seorang pengemis. Kenang sugimun tersenyum.
    Tentu saja sang karyawan tersebut kaget dan cepat-cepat masuk ke ruangan.

    Sekarang


    Kini sugimun sudah dikaruniai tiga orang anak. Suatu hal yang ia syukuri, ia hanya cacat fisik, bukan cacat rohani. Cacat fisik yang ia alami (karena polio) tidak membuatnya jatuh terpuruk mengharap belas kasihan orang lain, melainkan sebagai pelecut semangat untuk menggapai cita-cita mandiri. Kini meski ia secara fisik tidak sempurna, tetapi ia mampu berbuat lebih. melebihi dari apa yang bisa dilakukan orang normal.

    "Ini semua rahasia Allah, bahwa orang cacat seperti saya, diberi kemampuan untuk membantu orang lain," katanya.
  • 0 komentar:

    Post a Comment

    LAPAK

    Masih Proses ...

    Powered by Blogger.

    Footer Widget

    There is, one knows not what sweet mystery about this sea, whose gently awful stirrings seem to speak of some hidden soul beneath; like those fabled undulations of the Ephesian sod over the buried Evangelist St. John. And meet it is, that over these sea-pastures

    Footer Widget

    There is, one knows not what sweet mystery about this sea, whose gently awful stirrings seem to speak of some hidden soul beneath; like those fabled undulations of the Ephesian sod over the buried Evangelist St. John. And meet it is, that over these sea-pastures

    Search This Blog

    Kabar Terkini

    Footer Widget

    There is, one knows not what sweet mystery about this sea, whose gently awful stirrings seem to speak of some hidden soul beneath; like those fabled undulations of the Ephesian sod over the buried Evangelist St. John. And meet it is, that over these sea-pastures

    Featured

    Halaman

    Featured

    Visit Namina Blog
    Visit Namina Blog